Setelah begitu banyak kerjaan kantor, mailgroup sampai bbm yang menyita hidup saya hingga menjadi tidak sehat ini, istriku tercinta (yup, saya udah nikah 11 bulan lalu :)) mendorong saya untuk menulis blog lagi. Bukan hal yang mudah... Tapi saya setuju sama belahan jiwa saya ini. I have to spend my time to share. Karena hidup tentu akan lebih bermakna, kan?
Kali ini saya mau membahas mengenai hiburan rakyat. Siapa sih yang disebut 'rakyat' itu? Apakah 99% penduduk seperti yang digembar-gemborkan gerakan "occupy wallstreet"? Bisa jadi. Yang jelas, rakyat itu adalah seluruh komponen bangsa, mau kaya, miskin, ganteng maupun jelek hehehe. Jadi, hiburan rakyat pun penuh dengan segmen, agar setiap hiburan bisa mengisi kekosongan tiap segmen yang ada.
Kenapa sih saya mau bahas ini?
Dulu saya sempat membahas betapa memprihatinkannya hiburan bangsa ini. Tapi setelah saya mencoba lebih terbuka memperhatikan, yah memang itulah kodrat bangsa ini. Hiburan yang ada merefleksikan kebutuhan rakyatnya. Toh, hanya hiburan yang laku lah yang survive...
Fenomena Kangen Band hingga pelawak2 'ndeso' macam Sule dan Tukul menunjukkan hal tersebut. Sempat ada sejumput stand up comedian berkomentar betapa tidak bermutunya komedi populer jaman sekarang yang mengedepankan olah fisik seperti toyor menoyor, hingga gigit mengigit hehe (maaf, saya tidak membahas komedi politik para wakil rakyat disini... :)).
Kalau menurut saya, itu masalah selera pasar dan proses pendewasaan. Apakah komedi fisik (slapstick) lebih rendah daripada komedi dengan olah kata? Mungkin. Tapi rentang pasar yang dapat diraih oleh komedi fisik pasti lebih besar. 5th grader pun dapat mengerti. Apakah kompleksitas penyampaian sesuatu menunjukkan tingkat intelejensia seseorang? Bisa jadi. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah semakin kompleks dalam menyampaikan sesuatu hal bisa disebut bahwa intelejensinya semakin tinggi? Belum tentu.
Jika seseorang dapat menyampaikan sesuatu yang kompleks dengan cara yang simple hingga 5th grader pun mengerti, he is intelligent. Afterall, Si Raja slapstick, Mr. Bean--Rowan Atkinson--is a PhD. ;)
Well, mungkin logika saya salah atau tak masuk diakal. Namun intinya adalah saya mengajak semua orang untuk menghargai. Bahwa serendah apapun yang dikerjakan seseorang, bila terbukti it fills what needed by the market, he is a genious.
So, starts to appreciate what you do and what others do. Then the world would be a better place.
Selamat bermalam minggu!
(Gambar: acara Opera Van Java di Trans7, sebuah fenomena komedi bangsa)
Cheers,
8:49:30 PM
910328
YM: dyuliardi
pin: 26184302